COACHING TIRTA
oleh Yanik Wulandari, S,Pd._Pengajar Bahasa Indonesia/Bahasa & Sastra Indonesia_CGP Angkatan 4_SMAN 2 Wonogiri
Minggu ini, saya masih mempelajari Modul 2.3 Coaching. Pembelajaran yang dilaksanakan adalah Refleksi Terbimbing, yaitu memberikan refleksi atas pembelajaran yang telah dilaksanakan, meliputi pemahaman sebelum dan sesudah mempelajari modul, hal yang perlu ditingkatkan, kendala, dan upaya dalam menghadapi kendala. Pada Demonstrasi Kontekstual, saya melakukan praktik coaching bersama siswa kelas XII IPS 4 angkatan 2022. Untuk memantapkan pemahaman pada materi coaching, Pada hari Jumat pukul 15.30 CGP mengikuti Elaborasi Pemahaman bersama instruktur Ibu Diah S.Raharja dari Sekolah Perkumpulan Mandiri. Minggu ini juga melaksanakan praktik pembelajaran berdiferensiasi yang terintegrasi dengan Pembelajaran Sosial dan Emosional.
Saya merancang kegiatan coaching, berlatih bersama siswa, dan melakukan perekaman. Sebagai orang yang tidak terbiasa di depan kamera, saya merasa canggung ketika direkam. Tetapi setelah melakukan latihan coaching dengan siswa, ternyara sangat mengasyikan. Melihat siswa yang semangat, saya menjadi termotivasi untuk melaksanakan praktik coaching dengan segenap kekuatan saya. Sesi elaborasi pemahaman bersama instruktur memberikan tambahan pemahaman pada praktik coaching yang sangat bermanfaat. Dalam proses ini saya dapat mengeksplore apa yang menjadi kekuatan siswa. Siswa juga dapat menemukan sendiri solusi yang dimiliki.
Coaching sangat penting dalam membantu siswa menemukan solusi atas masalah yang dihadapinya. Coaching bertumpu pada kemampuan coach untuk bertanya, menggali informasi dari coachee, kemudian mengajak coachee menemukan potensi terbaiknya untuk merumuskan rencana aksi dan menyepakati tanggung jawab. Sesungguhnya hal ini sudah sering saya lakukan, hanya saja selama ini masih lebih didominasi oleh peran guru dalam memberikan tips untuk mengatasi masalah. Dan menentukan solusi dari sudut pandang guru. Hal yang signifikan adalah mulai merubah pola coaching sebelumnya misalnya jika dahulu dalam proses coaching, coach selalu menguasai pembicaraan dan memiliki kecenderungan memberikan solusi maka setelah mempelajari materi ini Calon Guru Penggerak melakukan perubahan pola coaching sesuai model yang dipelajari dengan lebih banyak menggunakan pertanyaan pemantik untuk merangsang munculnya potensi yang dimiliki oleh coachee dalam menyelesaikan masalah.
Untuk menyelesaikan beberapa tugas dalam modul ini, saya melibatkan siswa dan rekan guru. Dalam melibatkan siswa dan guru ini, kadangkala saya menghadapi masalah sehingga saya perlu orang lain untuk menjadi coach bagi saya. Saya tidak ragu untuk meminta rekan guru lain dalam menemukan solusi atas masalah yang saya hadapi. Di sinilah saya merasakan bagaimana peran menjadi coachee, yaitu mengungkapan masalah yang dihadapi dengan terbuka, menemukan kekuatan diri dalam menghadapi masalah, merumuskan berbagai alternatif solusi dan mengambil prioritas, melibatkan orang lain, dan berkomitmen menjalankan rencana. Pengalaman ini sangat berguna ketika nanti melakukan coaching kepada rekan guru atau siswa yang menghadapi masalah.
Selama mengikuti rangkaian pembelajaran Calon Guru Penggerak sebenarnya tidak ada materi dan pendapat dari narasumber yang berbeda namun semua materi melengkapi apa yang sudah dilakukan oleh Calon Guru Penggerak dalam kegiatan belajar mengajar sebelumnya. Ada beberapa hal baru yang saya ketahui yakni beberapa model coaching yakni model TIRTA. Hal lain yang penting adalah dalam pelaksanaan coaching seorang coah harus dapat memposisikan diri agar tidak melakukan posisi mentor, konselor dalam proses coaching.
Kegiatan yang saya laksanakan minggu ini memang menguras banyak tenaga dan pikiran. Namun, saya bersyukur bisa menyelesaikannya dengan baik. Suatu kepuasan tersendiri jika dapat menyelesaikan tugas sebelum deadline. Apabila menghadapi kegiatan yang serupa di masa mendatang, saya akan mempersiapkan diri lebih awal, mengelola kegiatan dengan baik, dan berkomunikasi dengan rekan yang bisa membantu. Kegiatan minggu ini memberikan saya pelajaran bahwa dalam menghadapi masalah, kuncinya adalah komunikasi, yaitu bagaimana mendengarkan dengan aktif, bertanya dengan efektif, dan memberikan umpan balik yang positif. Bagi teman-teman pendidik tetap semangat, tetap bergerak dan menggerakan menuju perubahan. Salam dan Bahagia!