PERGERAKAN KECIL UNTUK PERUBAHAN BESAR
Oleh Yanik Wulandari, S.Pd. Pengajar Bahasa Indonesia/Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Negeri 2 Wonogiri/CGP Angkatan 4
Andaikan saya bisa melayang jauh berteman langit lepas, akan kutarik masa itu..karena sekarang saya berupaya beranikan diri khan saya kejar mimpi, kan saya coba lagi, ditemani pagi, saya yakin bisa, terkadang saya goyah tak bisa seperti ini, saya ragu akan sifat saya sendiri, tak pernah terpikirkan jika gagal khan langsung mencoba lagi dan bertekad aku bisa. Tekadku tak akan hilang, jalanku masih panjang.
Selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak tekad dan semangat membakar semua usaha yang tanpa lelah menghasilkan semua tugas dan tanggung jawab terselesaikan dengan baik, saya baru mengerti, memahami, tanpa peyesalan mengikuti PGP aura yang luar biasa dirasakan kebersamaan bersama fasilitator, Pengajar Praktik, teman-teman CGP yang penuh semangat tinggi hingga saya seperti terjangkit akan virus semangat untuk bergerak diri sendiri dulu, inilah tantangan sebenarnya, kemudian perlahan bergerak untuk orang lain meskipun awalnya hal ini sulit dilakukan. Tetapi karena ada tanggung jawab dari beberapa tugas LMS yang mengaruskan untuk melakukan sosialisasi dengan rekan sejawat disinilah titik rasa percaya diri.
Tidak ada manusia yang sempurna, Saya tak sempurna masih penuh perjuangan menuju sedikit sempurna. Tak akan kusesali lagi posisiku sekarang, syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah, tetap kujalani sebagai Calon Guru Penggerak. Saya yang dulu memandam segala kekuatan tidak beranikan diri mengeluarkan semua yang saya bisa di bidang pendidikan karena belum ada suatu dorongan untuk melakukan perubahan, dan terbiasa dengan kebiasaan yang ada. Meskipun saya sendiri sebenarnya sudah sedikit berbeda dalam mendidik dengan cara saya sendiri yang sedikit mengarah dengan filosofi Ki Hajar Dewantara. Tetapi tidak mempunyai kekutan untuk mempengaruhi teman sebaya.
Dulu gaya mengajar saya yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menentukan tugas pilihan mereka sendiri, saya yang sedikit menuntun peserta didik untuk menentukan minta dan cita-cita mereka melalui pendekatan gambar suara hati, saya yang mengajar menganggap peserta didik adalah teman sehingga hubungan antara guru dan murid menjadi harmonis. Semua ini hanya sedikit, secuil, seserpih kekuatan aset saya dalam mengajar dan ternyata ini adalah sudah mengarah dengan filosofi Ki Hajar Dewantara “Merdeka Belajar”Kebebasan Belajar. Yang parahya kenapa saya tidak memahami ilmu ini dari di bangku kuliah, kenapa tidak diajarkan dari dulu, sosok Ki Hajar Dewantara hanya sekilas saya dengar sebagai Bapak Pendidikan Pertama, itu saja tanpa mendalami yang beliau ajarkan, ini penyesalan yang mendalam sebagai seorang pendidik.
Kekutan sendiri, menemukan kekutan seperti yang kurasakan sekarang adalah hal yang sulit terwujud di saat itu. Tetapi sekarang berbeda saya sangat mudah menemukan kekutan dalam komunitas calon guru penggerak, sebelum mengikuti pendidikan Calon Guru Penggerak seakan ragu akan kemampuanku sendiri dan selalu bertanya apakah aku bisa melewati perjalanan nanti. Itulah bayangan bayangan yang selalu menggangu langkahku.
Kekuatan motivasi dari pendampingan sampai enam yang sudah kulewati. Walaupun hujan terkadang hujan turun dan air mata mengaalir. Di hari yang tidak berjalan mulus besok pun tetap semangat. Inilah ibarat yang saya rasakan ketika menjanai Pendidikan Calon Guru Penggerak, hadapi dengan senyuman….perjuangan adalah menaklukan waktu untuk dilewati mengikuti penggerak adalah panggilan jiwa yang haru kusadari, relakan saja ini bahwa semua ini untuk terbaik. Apapun yang mereka bilang tentang simpang siur PGP ini, tekadku tak akan hilang karenanya, jalanku masih panjang memikirkan masa depan pendidikan, garis akhir yang akan tetap kupandang dan kunanti. Bila ini sudah ketetapan Tuhan, akan aku perjuangkan, dan tak akan bisa mengubah dan merubah. Perjuang tak akan henti hentinya untuk menjadi Guru Penggerak sejati. Jatuh dan tersungkur hal biasa yang kulewati, di detik ini kumerasakan sakit jatuh tersungkur terasa sangat nyaman, bukan sakit lagi yang kurasakan. Langkah kaki melangkah, resah hati gelisah. Saya yakin suatu hari datang mentari mengusir gelap di hati. Ibarat yang kumaksud adalah sakit itu perjuangan untuk meyelesaiakan semua tugas LMS dengan penuh tanggung jawab, dan nyaman adalah suatu rasa yang sangat membahagiakan karena saya telah berhasil menyelesaikanya, rasa merdeka yang benar-benar bisa dirasakan dan ku bisa teriak merdeka belajar. Bukan hanya mimpi lagi. Saya pasti bisa, bisa capai impian bangkit dari kegagalan dengan doa dan tetap berusaha sekuat tenaga.
Mentari terbenam menemani dalam kesendirianku, temani saya dalam kepedihan ingin selalu saya bertahan dalam mengikuti Pendidikan Calon Guru Penggerak. Mentari terbenam beri semanagat baru dalam jiwaku, beri kicauan merdu dalam hidupku, ingin saya bertahan dan saya pasti bisa menikmati semua pengalaman selama menempuh pendidikan selama sembilan bulan untuk mencapai Guru Penggerak dan menghadapinya, yakin pasti bisal
Konsep “Merdeka Belajar” dalam mengikuti Pendidikan Guru Penggerak membebaskan saya hadirkan inovasi mengejar prestasi dan mendorong pemikiran kreatif dalam pembelajaran. Berpikir kritis akan kasus-kasus yang dihadirkan dalam setiap tugas, dapat memachkan masalah berdasarkan panduan yang mendasar. Materi yang saya dapat adalah mutiara yang sangat berharga, yang harus kukenakan sebagai penghias diri dalam mendidik. Perjalananku berbekas di hati tatkala sudah merasuk di jiwa,kuterpana akan sosok Ki Hajar Dewantara yang dulu saya kenal hanya seorang pahlawan , ternyata lebih dari itu, beliau adalah jiwa seorang guru, dan terima kasih Pendidikan Guru Penggerak pergerakanmu benar-benar menggerakan hati dan perilaku saya sebagai guru, dalam proses saya menjadi Calon Guru Penggerak luar biasa pengalaman yang saya dapatkan. Dan tiada kata menyesal menjadi seorang Calon Guru Penggerak, dan akan indah pada waktunya ketika saya nanti pantas mendapatkan gelar “Guru Penggerak” Salam dan Bahagia!